Skip to main content
KEPITINGONLINE

follow us

Bagaimana Jika Istri Bersuami Lebih Dari Satu? Wanita Di Empat Wilayah Ini Akan Menjawabnya

Poliandri atau pernikahan seorang wanita dengan beberapa pria. Hal ini tentunya jarang kita dengar, meskipun dalam kenyataannya praktik semacam ini juga dilakukan. Di Indonesia tercatat  ada beberapa kasus praktik poliandri meski hal tersebut tidak dilakukan secara terang - terangan. Sementara di dunia praktik semacam ini hanya terjadi di Himalaya, Nayar selatan India, wilayah Eskimo, dan beberapa masyarakat Indian Amerika Utara.

Secara umum praktik poliandri dipengaruhi oleh sedikitnya jumlah wanita dibanding pria. Akibatnya para pria berbagi istri dengan saudara lainnya. Di wilayah tertentu tradisi ini bahkan dilakukan secara turun - temurun. Keuntungan dari Poliandri adalah dapat meningkatkan kehamilan pada wanita mengingat banyaknya sperma yang membuahi sel telur. Namun sebenarnya ada banyak masalah yang ditimbulkan dari praktik ini, seperti dikutip dari Brigthub.com diantaranya adalah status anak, menurunkan angka kelahiran dan jumlah orang tua, serta tingkat kegagalan pernikahan lebih tinggi. Terlepas dari kekurangan dan kelebihan Poliandri nyatanya di empat wilayah ini tradisi poliandri masih dijunjung tinggi.

1. Himalaya

Di sebuah kawasan terpencil di Nepal Himalaya, tepatnya di perkampungan Upper Dolpa, dulu anak laki - laki dari setiap keluarga di Dolpa atas akan bersamaan menikahi satu perempuan. Meskipun saat ini praktik tersebut sudah semakin berkurang. Tradisi yang menurut kebanyakan orang dianggap tabu ini masih tetap mereka jalani dengan berbagai macam alasan, diantaranya adalah faktor kemiskinan karena secara secara geografis letak wilayah tersebut sangat terpencil dengan tanah gersang. Karena itu poliandri menjadi keuntungan sendiri bagi masyarakat di daerah tersebut mengingat banyaknya jumlah suami dapat melakukan berbagai pekerjaan ( istilahnya sebagai cadangan jika ada yang sakit atau bahkan meninggal ).

Salah satu keluaga yang mengasut Poliandri adalah  Tashi Sangmo, wanita ini menikahi dua saudara kakak beradik  yaitu Mingmar Lama dan adiknya.

Saat menikah usia  wanita tersebut 17 tahun dan suaminya baru berusia 14 tahun. Suatu kewajaran hal tersebut dilakukan, bahkan fihak keluarga sendiri yang bertugas mimilihkan calon istri bagi anak laki - laki mereka yang nantinya juga merupakan istri dari saudaranya yang lain. Uniknya di saat menikah kadang  mereka harus mengurus adik  sang suami yang nantinya juga bakal memperistrinya. Namun meski begitu hubungan seksual biasanya baru terjadi bila para lelaki sudah dewasa. Tradisi poliandri di wilayah ini sebenarnya lebih kepada menjaga harta warisan keluarga, agar natinya tetap berada dalam kekuasaan satu orang.

2. India

Masyarakat India juga mengenal tradisi Poliandri, kemungkinan besar hal tersebut dipengaruhi dari cerita Mahabharata dimana seorang tokoh wanita yaitu Drupadi  menikahi 5 bersaudara sekaligus yaitu Pandhawa.

Rajo Verma, begitu wanita perkasa tersebut juga melakukan hal yang sama.  Ia hidup dengan kelima suaminya yang masih bersaudara. Pernikahan pertamanya dilakukan dengan Guddu ketika ia berusia 18 tahun. Selanjutnya ia menikah dengan keempat adik Guddu, antara lain  Baiji, Sant Ram, Gopal, dan Dinesh. Mungkin bagi kebanyakan orang, pernikahan semacam ini tidak lazim, namun seperti menepis semua anggapan itu Rajo Verma merasa nyaman dengan perkawinannya. Bahkan dengan memiliki banyak suami ia merasa beruntung karena kasih sayang yang berlimpah. Meskipun secara ekonomi sangat pas - pasan. Karena seperti pada umumnya praktik poliandri yang masih dipertahankan orang - orang tertentu ini, lebih kepada menjaga harta agar tidak terbagi. Terlebih lingkungan tempat tinggal mereka merupakan daerah miskin.

3. Tibet

Salah satu minoritas di Tibet yang menjalankan praktik poliandri adalah suku Nyinba yang mendiami wilayah barat daya Nepal.  Suku ini mempraktekkan fraternal poliandri yaitu setiap lelaki yang memiliki saudara  laki laki menikah secara poliandri dengan wanita yang sama. Pernikahan ini biasanya diatur oleh keluarga disaat usia mereka masih muda.

Dalam kewenangan keluarga memang saudara tertua menjadi sosok yang lebih dominan meski secara umum masalah pekerjaan ataupun berbagi ranjang  tetap di bagi rata. Semua anak yang lahir pun memiliki perlakuan yang sama meskipun sang ayah tahu mana anak biologisnya. Pun konsep cemburu tidak dikenal. Hanya ikatan kebersamaan total dan rela berbagi. Jikapun ada yang cemburu maka maka yang perlu dilakukan para pria tersebut adalah pergi mencari wanita lain.

4.  Suku Maasai

Suku dengan praktik poliandri selanjutnya adalah suku Maasai yang berada di selatan Kenya dan Utara Tanzania.  Suku yang masih satu kelompok etnis Nilotic ini tidak hanya menikah dengan suaminya saja, namun dengan pria yang seusia denganya juga.

Para pria di tempat ini harus merelakan tempat tidurnya sekalian istrinya untuk memadu kasih dengan tamu yang berkunjung kerumahnya. Meski secara umum wanita punya hak untuk menerima atau menolak tamu pria yang ingin tidur dengannya. Mungkin karena sudah ada ijin dari para suami, jika istri melahirkan anak dari hubungan tersebut maka akan diterima dengan senang hati.


Baca Lainya : 7 Angka Keramat yang Paling Dihindari Orang Di Dunia

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar