Skip to main content
KEPITINGONLINE

follow us

Kisah Haru Pelarian Dua Pembelot Cantik Dari Korea Utara

Sungguh bukanlah suatu impian untuk dilahirkan dan hidup di negara ini. Selama 7 dekade mereka harus hidup penuh ketakutan, intimidasi, dan kesewenang - wenangan. Apalah yang namanya Hak Asasi Manusia yang di gembar gemborkan dunia rakyat Korut tak pernah merasakannya. Mungkin jika boleh bilang tujuan hidup mereka hanya satu keluar dari negaranya yang penuh kegelapan, meski untuk mencapai itu, nyawa menjadi taruhan. Dua kisah pembelot cantik dari Korut ini mungkin bisa menggambarkan bagaimana sulitnya menjalani hidup di negeri komunis tersebut, hingga akhirnya keberanian juga yang membuat keduanya memilih keluar dari negara dengan resiko kematian jika tertangkap. Berikut dua kisah mengharukan dari Yeon - Mi Park dan Hyeonseo Lee ketika mereka melarikan diri dari negaranya.

1. Yeon - Mi Park



Gadis cantik yang membuat dunia gempar karena pidatonya pada One Young World 2014 Summit di Dublin Irlandia ini setidaknya membuat kita semakin bersyukur bisa menghirup udara kebebasan di tanah kelahiran sendiri.

Sungguh tidak bisa dibayangkan bagaimana menjadi seorang Yeon - Mi harus melarikan diri dari negaranya demi bisa menikmati hidup secara normal sebagaimana manusia lainnya. Gadis cantik yang lahir pada 4 Oktober tahun 1993 ini menceritakan dalam pidatonya, sungguh menjadi warga Korut merupakan mimpi kelam bagi setiap warganya, dimana hanya ada satu saluran tv yang isinya hanya propaganda, tidak ada internet, bernyanyi, serta mengeluarkan pendapat. Bagaimana seorang bisa dihukum mati karena berltelfon ke luar negeri, ataupun menonton film, sebagaimana saat dia berusia 9 tahun harus menyaksikan ibu dari temannya dieksekusi hanya karena ketahuan nonton film Hollywood.

Bahkan lebih dari itu setelah krisis yang terjadi tahun 1990 rakyat Korut banyak mengalami kelaparan bahkan sampai meninggal dunia, bukan hal asing jika mereka harus makan rumput, bunga bahkan capung. Hal inilah yang akhirnya membuat Yeon Mi dan keluarganya bertekat untuk keluar dari Korut terlebih setelah ayah Yeon - Mi dituduh melakukan perdagangan ilegal yang membuatnya dikirim ke kamp buruh.

Sampai akhirnya di tahun 2007 keluarga Yeon - Mi memutuskan untuk melarikan diri dari Korut. Dibantu seorang pria China keluarga Yeon - Mi melakukan perjalanan yang sangat sulit dan beresiko, diantaranya dengan menyusuri sungai Yalu yang beku dan melintasi dua gunung hal tersebut semata agar terhindar dari pasukan keamanan Korut. Selanjunya mereka harus melewati gersangnya gurun Gobi hanya dengan petunjuk kompas, bilamana kompas tersebut mati penunjuk arah hanya  bintang di langit, namun hal tersebut tak sedikitpun menyurutkan niat Yeon - Mi dan keluarganya untuk mencari kehidupan baru.  Menggapai impian tidaklah semudah yang dibayangkan, Yeon - Mi kecil hampir saja diperkosa oleh  Bankir China yaitu pria yang membantunya keluar dari Korut dan menampung keluarganya. Namun demi menyelamatkan Yeon - Mi Akhirnya sang Ibulah yang mengantikan posisinya.

Keberuntungan sepertinya masih jauh dari harapan sang ayah  yang ikut dalam pelarian itupun harus dipanggil Tuhan, sungguh perasaan sedih yang tiada terkira, namun apa yang bisa dilakukan gadis berusia 14 tahun?

Dalam kegelapan dinihari Yeon - Mi secara diam - diam menguburkan sang Ayah dengan tangis yang tertahan. Hal tersebut semata agar tak ketahuan aparat China yang akan mengembalikan keluarga Yeon - Mi ke Korut. Hari keberuntunganpun tiba setelah dua tahun dalam penyekapan. Atas bantuan para misionaris China dan Korea Selatan  Yeon - Mi dan keluarganya menuju Mongolia selanjutnya terbang ke Korea Selatan. Dari sinilah kehidupan baru Yeon - Mi Park dirajut, ia kini bekerja sebagai aktifis, reporter, pembicara, serta tampil di acara talkshows serta acara TV yang mengangkat isu tentang Korut.

2. Hyeonseo Lee

 

Tak jauh beda dengan Yeon - Mi Park, Hyeonseo Lee juga mengalami hal yang serupa. Menurut pengakuanya dalam vidio yang dimuat oleh ted.com. Sebenarnya keluarga Lee merupakan orang yang berada, masa kecilnya pun ia nikmati dengan indah karena baginya Korut saat itu merupakan negara terbaik yang ada di planet ini. Sampai akhirnya krisis ekonomi negara itu membuat segalanya berubah. Ia ingat betul bagaimana di tahun 1995 ketika ibunya membawa surat dari temannya yang mengabarkan keluarganya tengah sekarat karena kelaparan.

Hyeonseo begitu terkejut, karena selama ini negerinya aman dan damai. Namun berita yang diterima teman ibunya tersebut seperti membenarkan keadaan. Dikala dia berada di stasiun mendapati seorang ibu tergeletak tak bernyawa di tanah dengan pelukan seorang anak kurus kering, sungguh hal tersebut tak dapat ia lupakan, terlebih ia hanya dibiarkan begitu saja tanpa seorangpun yang mau menolongnya karena keadaan yang sama dialami oleh setiap orang di negara tersebut. Ya kelaparan hebat melanda Korut jutaan orang meninggal kelaparan, mereka hanya bisa makan rumput, bug , maupun kulit pohon. Listrik pun menjadi barang yang amat langka karena sering dimatikan. Sehingga sangat terasa sekali kesunyian melanda Korut hal tersebut tentunya sangat jauh berbeda dengan laut China yang nampak terang karena adanya lampu di malam hari.

Hyeonseo pun menceritakan bagaimana ia sering melihat jenazah yang mengambang di Sungai Amnok yaitu sungai yang berbatasan Korut dan China. Banyaknya warga Korut yang ingin keluar dari negaranya membuat mereka bertaruh nyawa menyeberangi sungai ini meskipun banyak pula yang gagal bahkan sampai meninggal. Sampai akhirnya ia dikirim keluarganya ke China. Sungguh Hyeonseo yang masih muda tak dapat melakukan apapun selain menurut, tinggal dengan saudara jauh di China membuatnya harus mandiri, ia berusaha keras belajar bahasa Mandarin, karena hanya dengan fasih berbahasa Mandarin identitas Hyonseo akan sulit terlacak, hal tersebut sangat penting mengingat warga Korut yang tinggal di China dianggap sebagai imigran ilegal dan akibatnya bisa dideportasi ke Korut, dan hal tersebut sungguh tak diinginkan semua imigran Korut termasuk Hyeonseo. Karena akibatnya bisa disiksa, dipenjara bahkan dieksekusi di muka publik.

Pengalamannya yang tak terlupakan adalah ketika identitasnya dicurigai sehingga harus diinterogasi namun akhirnya di bebaskan karena tidak terbukti. Rasa tidak aman berada di China membuatnya pergi ke Korea Selatan. Dengan bekal seadanya ia mulai belajar bahasa Inggris, dimana bahasa tersebut sangat di perlukan dalam segala aspek di Korsel, mau tak mau iapun belajar bahasa Inggris dan mulai masuk universitas. Di tengah kebahagiannya tinggal di Korsel serta bisa mengirim uang untuk keluarga, kabar tak mengenakkan ia dapatkan. Uang yang ia kirimkan dicegat pemerintah korut sebagai hukuman atas pembelotanya ke Korsel. Mirisnya keluarga Hyonseo Lee pun diasingkan ke desa terpencil. Dari sini akhirnya dia membawa keluarganya keluar dari Korut meski dengan perjalanan yang panjang. Karena untuk sampai ke China ia dan keluarganya sampai harus lewat Laos.

Dengan menghabiskan seluruh tabungannya dengan menyuap penjaga perbatasan, namun belum juga membuat keluarganya lolos dari hukuman di Laos sampai pada akhirnya ada seorang pria dengan berbahasa Inggris yang memberikan uang untuk menebus seluruh keluarganya. Ia sungguh takjub ketika pria tersebut berkata bahwa ia tidak menolongnya melainkan menolong rakyat Korea.  Hyonseo Lee patut bersyukur pasalnya sejak tahun 2014 lalu ia telah berkumpul bersama keluarganya dan tinggal si Korea Selatan.

Baca Lainya : 5 Senjata Korea Utara Yang Keberadaanya Menjadi Teka-Teki Dunia

Sumber referensi : 
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20151005033253-113-82756/kisah-yeonmi-park-pembelot-cantik-dari-korea-utara/
http://sociallywow.com/fakta-korea-utara-kisah-yeon-mi-park/
https://www.ted.com/talks/hyeonseo_lee_my_escape_from_north_korea/transcript?language=id

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar